• RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Jumat, 27 Februari 2015

Penasaran Fiksimini?

Hasil gambar untuk fiksiminiFiksimini? Apa itu fiksimini. Tenang dulu. Buat kamu yang lagi diet, fiksimini itu bukan makanan, kok. Yang lagi galau tujuh keliling, fiksimini itu juga bisa buat kamu makin galau atau mungkin nggak juga kok. Pertama kali saya tahu fiksimini itu dari buku yang saya beli di toko buku. Hehe... Penasaran? Cari tahu bersama, yuk!
Fiksimini berasal dari dua kata yaitu fiksi yang berarti cerita dan mini yang berarti pendek. Jadi Fiksimini adalah cerita pendek. Fiksimini tentunya berbeda dengan cerpen karena pada dasarnya fiksimini merupakan cerita pendek yang alur dan endingnya diserahkan kepada pembaca. Dalam arti pemFiksimini bukan sekedar menulis cerita dalam kalimat pendek. Tetapi ia adalah sebuah pergulatan untuk menemukan plastisitas kisah, yang membuat fiksimini itu memberi kita ruang imajinasi yang luas. Kisah itu sendiri boleh “sekelebat”, tetapi ia merangsang kita, sebagai pembaca, untuk berimajinasi dan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan tafsir. Kelebatan kisah itu, menjadi semacam rangsangan bagi pembaca untuk menafsir memecahkan teka-teka di dalamnya. Fiksimini itu sendiri merupakan komunitas yang lahir di twitter.

Dalam fiksimini tentunya penulis dan pembaca akan berbeda dalam menafsirkan. Ya jelas dong. Karena adanya kebebasan bagi pembaca untuk berkhayal tentang cerita yang diberikan oleh penulis. Makanya fiksimini sangat pendek sekali dan gunakan tata bahasa yang menarik, alur yang indah. Fiksimini akan menarik jika mengandung unsur cerita yang mendalam. Anda mau bikin fiksimini lucu, kritik, pengalaman, nakal dan lain-lain. Semua itu bebas. Kembangkan kreasimu dan belajar berpikir beda.

Beberapa contoh fiksimini:
  1. Sekali mengangkang, dia bisa keliling dunia. – @fiksimini
  2. ‘Berikan surat ini pada ibu.’ Bisik adik setelah mengarahkan kembang api ke langit. – @fiksimini
  3. Di ruang interogasi, telingaku mulai bercerita. – @fiksimini
  4. Bebek dan angsanya hilang, nona itu tak mau berdansa. – @fiksimini
  5. Kematian Selebtweet. Hakim menjebloskan sinyal ke dalam penjara. – @fiksimini
  6. Di sela-sela obrolan tentang masa lalu, kakek menggenggam tangan nenek. ‘Dari dulu, aku ingin sekali bisa melihatmu.’ – @fiksimini
  7. KARAM. Pertolongan akhirnya datang. Kami melambaikan tangan dari dasar laut. – @fiksimini
  8. Ardi semakin sesak. Sedari siang Budi belum mengembalikan nafasnya. – @fiksimini
  9. Tengah Malam, balon pulang tanpa adik. – @fiksimini
  10. DELAY. Para penumpang kapal sudah menunggu lama. Air laut belum terisi juga. – @fiksimini
  11. Pagi-pagi ibu sudah mengamuk. Adik menghabiskan air satu empang untuk mandi. – @fiksimini
  12. “B..b..bu.., a..da c..co..lo..kan lis…trik t..ti..dak?” Pemuda itu berhenti bicara. Sinar matanya meredup. ~ @fiksimini
  13. Tengah malam, ayah masih terus mendongeng. Aku tertidur sebelum menekan tombol mati di tengkuknya. ~ @fiksimini
  14. Jam Dua Belas Malam. Telat, aku berlari menuju sungai, semoga botol terakhir belum berangkat. ~ @fiksimini
  15. Kelas Akselerasi “Siapa yang bisa jawab?” tanya Adik. Semua profesor di depannya terdiam. ~ @fiksimini
  16. Kehidupan berjalan dengan sangat lambat. Sudah setua ini, umurku bahkan belum melewati satu detik. ~ @fiksimini
  17. Penggemar Rahasia. Pria itu tersenyum, memandangi kumpulan rahasia yang dikoleksinya. ~ @fiksimini
  18. BUKU HARIAN Halaman pertama, dimulai dengan cerita kematianku. ~ @fiksimini
  19. Kami berlima saling berebut. Satu tubuh hanya cukup untuk berdua. ~ @fiksimini
  20. Perkenalan Singkat. “Aku Budi..” ~ “Aku Toni..” Mereka pun berjabat tangan. Begitu, setiap hari. ~ @fiksimini
  21. CINTA TAK PERNAH SEDEKAT DUA PASANG MATA YANG BERTEMU. Mata kami saling bertatapan, dalam semangkuk sup. ~ @fiksimini
  22. TANGANNYA KURANG PANJANG. Dia tak lolos audisi menjadi pencuri. ~ @fiksimini
  23. Jembatan penyeberangan mulai dipenuhi orang-orang. Tak ada yang mau turun. Pelan2 jalannya menghilang. ~ @fiksimini
  24. ‘SIAPA NAMA PAHLAWAN YANG KALIAN INGAT?’ Tak ada yang menyebutkan namanya, guru tua itu menghela nafas. ~ @fiksimini
  25. Anak kecil itu pintar mengenali penjahat. Ayah dan ibunya masuk penjara karena dia. ~ @fiksimini
  26. SINYAL BURUK. Aku berulang kali mengirim pesan pada kekasihku. Kami masih saling berpunggungan. ~ @fiksimini
  27. BIOGRAFIKU. Aku suka bagian terakhirnya, cerita hidupku sebelum lahir. ~ @fiksimini
  28. TAMAT. Semua penonton bertepuk tangan. Mereka tak tahu, cerita sesungguhnya baru akan dimulai. ~ @fiksimini
  29. DI PERJALANAN ~ Kami sedang bersantai di tahun 2065. Perjalanan masih panjang. ~ @fiksimini
  30. Berselisih • Kami masih saling berpunggungan di kamar ini, selama lima tahun. ~ @fiksimini
  31. Perang Batin • Setelah setengah jam, dia mati terkapar. ~ @fiksimini
  32. PERANG MULUT ~ Semua senjata sudah siap. Sebentar lagi ciuman kami berakhir. ~ @fiksimini
  33. JANGAN LUPA BERDOA. Setelah mengucapkan amin, adik tidur dengan tenang, selamanya di pangkuan ibu. ~ @fiksimini
  34. BERTUKAR PIKIRAN. Aku mencoba untuk tenang. Perlahan dia mulai membelah kepalaku. ~ @fiksimini
  35. TERBALIK. Hanya sedikit benturan di kepala. Sungai yang menghanyutkan ini membuat aku tenang. ~ @fiksimini
  36. CURI PANDANG Ketahuan! Segera aku berlari dengan membawa sebelah matanya. ~ @fiksimini
  37. Jendela yang lama rusak. Dia butuh yang baru untuk melanjutkan lamunan. ~ @fiksimini
  38. SEBUAH KAIL ‘Kakek, ini apa?’ Kakek hanya terdiam. Pikirannya menerawang ke masa lalu, saat laut masih ada. ~ @fiksimini
  39. SUPER SENSITIF. ‘Kamu bilang aku sangat jelek?’ Aku kaget, padahal hanya berkata dalam hati. ~ @fiksimini
  40. MASJID AGUNG Rakaat terakhir, tangis imam jum’at itu pecah. Tak seorang pun ada di belakangnya. ~ @fiksimini
  41. SEMANGAT Bocah itu tak henti berkaca. ‘Ayo lepas seragamnya, Nak. Itu mau dijual..’ Ibu memaksakan sebuah senyum. ~ @fiksimini
  42. APA MAU DI KATA. Aku tertawa, ‘Daripada meributkan usul siapa, lebih baik bereskan serpihan tubuh kalian.’~ @fiksimini
  43. SEKIAN TAHUN Sepertinya dia masih belum mengerti. Gonggongan ini, memanggil namanya. ~ @fiksimini
  44. ULANG TAHUN Aku memohon, ‘Ayah, aku ingin kunci.’ Perih, kaki ini semakin mati rasa. @fiksimini
  45. HARI PERTAMA Mereka tertawa riang menuju sekolah. Budi pun girang, membayangkan dirinya ada di antara mereka. @fiksimini
  46. Begitu sampai di rumah, aku langsung tertidur. Aku bahkan tak sempat menanggalkan tubuhku. ~ @fiksimini
  47. BERCANDA • ‘Kamu seperti kuntilanak saja, datang tak di undang.’ Tawaku seketika hilang, wajahnya… ~ @fiksimini
  48. PENDIDIKAN USIA DINI Kabisat ke-4. ‘Permisi, anak saya mau mendaftar.’ Aku tersenyum melihat mimik heran penjaga itu. ~ @fiksimini
  49. ASISTEN DOSEN • Semua instruksi dosennya dilakukan dengan sempurna. Tubuhku terpotong simetris. ~ @fiksimini
  50. TENANG • Hening sekali. Terlihat sendok bekas mengaduk kopi, dan potongan tangan yang masih menggenggamnya. ~ @fiksimini
  51. IBU SEDANG APA? • Anak itu heran, kenapa ayah menangisi ibu yang bersembunyi dalam peti. ~ @fiksimini
  52. GANTUNGAN BAJU • Entah sudah berapa banyak baju yang mati digantung olehnya. ~ @fiksimini
  53. TAK RELA • Ia gelisah setengah mati. Anak kecil itu tak mengenal dirinya. ~ @fiksimini
  54. MENYUSULMU • Semua bawaan sudah siap. Sekarang tinggal memilih dengan cara apa aku mati. ~ @fiksimini
  55. PENCARIAN Genap dua tahun di gurun. Persediaan airnya masih utuh. Dia belum menemukan dahaganya. ~ @fiksimini
  56. IDOLA • ‘Ayah bangga nak’ Tangisnya tertahan, sejenak ia lihat anaknya dalam billboard, lalu kembali memulung. ~ @fiksimini
  57. TEPUK TANGAN BERGEMURUH • Dia membungkukkan badan, lalu turun dari panggung yang baru kemarin terbakar itu.~ @fiksimini
  58. ATLET LOMPAT INDAH • Ini lompatan penutup karirnya. Indah sekali, menuju kolam yang tak tergenang air. ~ @fiksimini
  59. SUDAH SIAP • Aku membuka garasi, bingung sebentar lalu pergi dengan tubuh produksi tahun ’75. ~ @fiksimini
  60. BUJANGAN • Di sebuah pesta pernikahan, ‘kamu kapan menyusul?’ Kakek itu hanya terdiam. ~ @fiksimini
  61. TERPANJANG • Ayah dan ibu saling bersaing. Ani tak paham, mengapa miliknya beda.~ @fiksimini
  62. PERPISAHAN KELAS • Mereka menyanyikan lagu yang aneh sekali. Bangku kosong itu perlahan bergerak.~ @fiksimini
  63. Surat Tugas. ‘Duta perdamaian?’ Batin ayah sambil menatap surat cerai di tangannya. @fiksimini
  64. Harta atau Nyawa. Penuh darah, ibu terus tersenyum. “Harta milik ibu cuma kamu, nak..” Perampok itu terkejut. ~ @fiksimini
  65. Bacakan Buku Cerita Untukku, Ayah! ~ Tak seperti dulu, kini ia mau. Dengan air mata, keras sekali, di depan jasadku. ~ @fiksimini
  66. Aku merinding. Semilir angin, dan wangi khasmu ~ @fiksimini
  67. Hambar. Kuseruput sup itu, ‘Rupanya kau tak punya cinta, hatimu tak enak.’ @fiksimini
  68. Canda. Bocah itu terus mengelitiki ibunya. Sambil terus berharap diamnya ibu hanya pura-pura. ~ @fiksimini
  69. Sama-sama. Aku takut menemui ibu, ibu lebih takut saat menemuiku. @fiksimini
  70. Sudah Punah. Hanya tersisa sebuah globe. Satu-satunya bukti bahwa bumi pernah ada. ~ @fiksimini
  71. Make Up. Harusnya ini komedi, tapi make up ini membuat tubuhku bergerak membunuhnya. Penonton pun tertawa ~ @fiksimini
  72. Diary Pengecut – Bahkan dalam tulisan sendiri pun aku tak berani menuliskan inisalmu. ~ @fiksimini




0 komentar:

Posting Komentar

Google+ Facebook Twitter MySpace SC