Fiksimini berasal dari dua kata yaitu fiksi yang berarti cerita dan mini yang berarti pendek. Jadi Fiksimini adalah cerita pendek. Fiksimini tentunya berbeda dengan cerpen karena pada dasarnya fiksimini merupakan cerita pendek yang alur dan endingnya diserahkan kepada pembaca. Dalam arti pemFiksimini bukan sekedar menulis cerita dalam kalimat pendek. Tetapi ia adalah sebuah pergulatan untuk menemukan plastisitas kisah, yang membuat fiksimini itu memberi kita ruang imajinasi yang luas. Kisah itu sendiri boleh “sekelebat”, tetapi ia merangsang kita, sebagai pembaca, untuk berimajinasi dan mengembangkan kemungkinan-kemungkinan tafsir. Kelebatan kisah itu, menjadi semacam rangsangan bagi pembaca untuk menafsir memecahkan teka-teka di dalamnya. Fiksimini itu sendiri merupakan komunitas yang lahir di twitter.
Dalam fiksimini tentunya penulis dan pembaca akan berbeda dalam menafsirkan. Ya jelas dong. Karena adanya kebebasan bagi pembaca untuk berkhayal tentang cerita yang diberikan oleh penulis. Makanya fiksimini sangat pendek sekali dan gunakan tata bahasa yang menarik, alur yang indah. Fiksimini akan menarik jika mengandung unsur cerita yang mendalam. Anda mau bikin fiksimini lucu, kritik, pengalaman, nakal dan lain-lain. Semua itu bebas. Kembangkan kreasimu dan belajar berpikir beda.
Beberapa contoh fiksimini:
- Sekali mengangkang, dia bisa keliling dunia. – @fiksimini
- ‘Berikan surat ini pada ibu.’ Bisik adik setelah mengarahkan kembang api ke langit. – @fiksimini
- Di ruang interogasi, telingaku mulai bercerita. – @fiksimini
- Bebek dan angsanya hilang, nona itu tak mau berdansa. – @fiksimini
- Kematian Selebtweet. Hakim menjebloskan sinyal ke dalam penjara. – @fiksimini
- Di sela-sela obrolan tentang masa lalu, kakek menggenggam tangan nenek. ‘Dari dulu, aku ingin sekali bisa melihatmu.’ – @fiksimini
- KARAM. Pertolongan akhirnya datang. Kami melambaikan tangan dari dasar laut. – @fiksimini
- Ardi semakin sesak. Sedari siang Budi belum mengembalikan nafasnya. – @fiksimini
- Tengah Malam, balon pulang tanpa adik. – @fiksimini
- DELAY. Para penumpang kapal sudah menunggu lama. Air laut belum terisi juga. – @fiksimini
- Pagi-pagi ibu sudah mengamuk. Adik menghabiskan air satu empang untuk mandi. – @fiksimini
- “B..b..bu.., a..da c..co..lo..kan lis…trik t..ti..dak?” Pemuda itu berhenti bicara. Sinar matanya meredup. ~ @fiksimini
- Tengah malam, ayah masih terus mendongeng. Aku tertidur sebelum menekan tombol mati di tengkuknya. ~ @fiksimini
- Jam Dua Belas Malam. Telat, aku berlari menuju sungai, semoga botol terakhir belum berangkat. ~ @fiksimini
- Kelas Akselerasi “Siapa yang bisa jawab?” tanya Adik. Semua profesor di depannya terdiam. ~ @fiksimini
- Kehidupan berjalan dengan sangat lambat. Sudah setua ini, umurku bahkan belum melewati satu detik. ~ @fiksimini
- Penggemar Rahasia. Pria itu tersenyum, memandangi kumpulan rahasia yang dikoleksinya. ~ @fiksimini
- BUKU HARIAN Halaman pertama, dimulai dengan cerita kematianku. ~ @fiksimini
- Kami berlima saling berebut. Satu tubuh hanya cukup untuk berdua. ~ @fiksimini
- Perkenalan Singkat. “Aku Budi..” ~ “Aku Toni..” Mereka pun berjabat tangan. Begitu, setiap hari. ~ @fiksimini
- CINTA TAK PERNAH SEDEKAT DUA PASANG MATA YANG BERTEMU. Mata kami saling bertatapan, dalam semangkuk sup. ~ @fiksimini
- TANGANNYA KURANG PANJANG. Dia tak lolos audisi menjadi pencuri. ~ @fiksimini
- Jembatan penyeberangan mulai dipenuhi orang-orang. Tak ada yang mau turun. Pelan2 jalannya menghilang. ~ @fiksimini
- ‘SIAPA NAMA PAHLAWAN YANG KALIAN INGAT?’ Tak ada yang menyebutkan namanya, guru tua itu menghela nafas. ~ @fiksimini
- Anak kecil itu pintar mengenali penjahat. Ayah dan ibunya masuk penjara karena dia. ~ @fiksimini
- SINYAL BURUK. Aku berulang kali mengirim pesan pada kekasihku. Kami masih saling berpunggungan. ~ @fiksimini
- BIOGRAFIKU. Aku suka bagian terakhirnya, cerita hidupku sebelum lahir. ~ @fiksimini
- TAMAT. Semua penonton bertepuk tangan. Mereka tak tahu, cerita sesungguhnya baru akan dimulai. ~ @fiksimini
- DI PERJALANAN ~ Kami sedang bersantai di tahun 2065. Perjalanan masih panjang. ~ @fiksimini
- Berselisih • Kami masih saling berpunggungan di kamar ini, selama lima tahun. ~ @fiksimini
- Perang Batin • Setelah setengah jam, dia mati terkapar. ~ @fiksimini
- PERANG MULUT ~ Semua senjata sudah siap. Sebentar lagi ciuman kami berakhir. ~ @fiksimini
- JANGAN LUPA BERDOA. Setelah mengucapkan amin, adik tidur dengan tenang, selamanya di pangkuan ibu. ~ @fiksimini
- BERTUKAR PIKIRAN. Aku mencoba untuk tenang. Perlahan dia mulai membelah kepalaku. ~ @fiksimini
- TERBALIK. Hanya sedikit benturan di kepala. Sungai yang menghanyutkan ini membuat aku tenang. ~ @fiksimini
- CURI PANDANG Ketahuan! Segera aku berlari dengan membawa sebelah matanya. ~ @fiksimini
- Jendela yang lama rusak. Dia butuh yang baru untuk melanjutkan lamunan. ~ @fiksimini
- SEBUAH KAIL ‘Kakek, ini apa?’ Kakek hanya terdiam. Pikirannya menerawang ke masa lalu, saat laut masih ada. ~ @fiksimini
- SUPER SENSITIF. ‘Kamu bilang aku sangat jelek?’ Aku kaget, padahal hanya berkata dalam hati. ~ @fiksimini
- MASJID AGUNG Rakaat terakhir, tangis imam jum’at itu pecah. Tak seorang pun ada di belakangnya. ~ @fiksimini
- SEMANGAT Bocah itu tak henti berkaca. ‘Ayo lepas seragamnya, Nak. Itu mau dijual..’ Ibu memaksakan sebuah senyum. ~ @fiksimini
- APA MAU DI KATA. Aku tertawa, ‘Daripada meributkan usul siapa, lebih baik bereskan serpihan tubuh kalian.’~ @fiksimini
- SEKIAN TAHUN Sepertinya dia masih belum mengerti. Gonggongan ini, memanggil namanya. ~ @fiksimini
- ULANG TAHUN Aku memohon, ‘Ayah, aku ingin kunci.’ Perih, kaki ini semakin mati rasa. @fiksimini
- HARI PERTAMA Mereka tertawa riang menuju sekolah. Budi pun girang, membayangkan dirinya ada di antara mereka. @fiksimini
- Begitu sampai di rumah, aku langsung tertidur. Aku bahkan tak sempat menanggalkan tubuhku. ~ @fiksimini
- BERCANDA • ‘Kamu seperti kuntilanak saja, datang tak di undang.’ Tawaku seketika hilang, wajahnya… ~ @fiksimini
- PENDIDIKAN USIA DINI Kabisat ke-4. ‘Permisi, anak saya mau mendaftar.’ Aku tersenyum melihat mimik heran penjaga itu. ~ @fiksimini
- ASISTEN DOSEN • Semua instruksi dosennya dilakukan dengan sempurna. Tubuhku terpotong simetris. ~ @fiksimini
- TENANG • Hening sekali. Terlihat sendok bekas mengaduk kopi, dan potongan tangan yang masih menggenggamnya. ~ @fiksimini
- IBU SEDANG APA? • Anak itu heran, kenapa ayah menangisi ibu yang bersembunyi dalam peti. ~ @fiksimini
- GANTUNGAN BAJU • Entah sudah berapa banyak baju yang mati digantung olehnya. ~ @fiksimini
- TAK RELA • Ia gelisah setengah mati. Anak kecil itu tak mengenal dirinya. ~ @fiksimini
- MENYUSULMU • Semua bawaan sudah siap. Sekarang tinggal memilih dengan cara apa aku mati. ~ @fiksimini
- PENCARIAN Genap dua tahun di gurun. Persediaan airnya masih utuh. Dia belum menemukan dahaganya. ~ @fiksimini
- IDOLA • ‘Ayah bangga nak’ Tangisnya tertahan, sejenak ia lihat anaknya dalam billboard, lalu kembali memulung. ~ @fiksimini
- TEPUK TANGAN BERGEMURUH • Dia membungkukkan badan, lalu turun dari panggung yang baru kemarin terbakar itu.~ @fiksimini
- ATLET LOMPAT INDAH • Ini lompatan penutup karirnya. Indah sekali, menuju kolam yang tak tergenang air. ~ @fiksimini
- SUDAH SIAP • Aku membuka garasi, bingung sebentar lalu pergi dengan tubuh produksi tahun ’75. ~ @fiksimini
- BUJANGAN • Di sebuah pesta pernikahan, ‘kamu kapan menyusul?’ Kakek itu hanya terdiam. ~ @fiksimini
- TERPANJANG • Ayah dan ibu saling bersaing. Ani tak paham, mengapa miliknya beda.~ @fiksimini
- PERPISAHAN KELAS • Mereka menyanyikan lagu yang aneh sekali. Bangku kosong itu perlahan bergerak.~ @fiksimini
- Surat Tugas. ‘Duta perdamaian?’ Batin ayah sambil menatap surat cerai di tangannya. @fiksimini
- Harta atau Nyawa. Penuh darah, ibu terus tersenyum. “Harta milik ibu cuma kamu, nak..” Perampok itu terkejut. ~ @fiksimini
- Bacakan Buku Cerita Untukku, Ayah! ~ Tak seperti dulu, kini ia mau. Dengan air mata, keras sekali, di depan jasadku. ~ @fiksimini
- Aku merinding. Semilir angin, dan wangi khasmu ~ @fiksimini
- Hambar. Kuseruput sup itu, ‘Rupanya kau tak punya cinta, hatimu tak enak.’ @fiksimini
- Canda. Bocah itu terus mengelitiki ibunya. Sambil terus berharap diamnya ibu hanya pura-pura. ~ @fiksimini
- Sama-sama. Aku takut menemui ibu, ibu lebih takut saat menemuiku. @fiksimini
- Sudah Punah. Hanya tersisa sebuah globe. Satu-satunya bukti bahwa bumi pernah ada. ~ @fiksimini
- Make Up. Harusnya ini komedi, tapi make up ini membuat tubuhku bergerak membunuhnya. Penonton pun tertawa ~ @fiksimini
- Diary Pengecut – Bahkan dalam tulisan sendiri pun aku tak berani menuliskan inisalmu. ~ @fiksimini
0 komentar:
Posting Komentar